DEFINISI NILAI, SIKAP, KEPRIBADIAN dan EMOSI dalam teori prilaku organisasi
NILAI
Nilai
merupakan apa yang diyakini seseorang terhadap sebuah pendapat. Nilai yang
diyakini seseorang
akan menghadapi pro dan kontra di lingkungan, baik dari
keluarga, teman, rekan kerja, masyarakat, dll.
Nilai, Sikap, Kepribadian dan Emosi |
Nilai
penting untuk mempelajari perilaku keorganisasian karena nilai meletakkan dasar
untuk memahami sikap dan motivasi, serta karena nilai memengaruhi persepsi
kita. Nilai memengaruhi sikap dan perilaku.
Sumber
system nilai kita sebagian besar ditentukan secara genetic. Sisanya disebabkan
oleh factor-faktor seperti budaya nasional, perintah orang tua guru, teman, dan
pengaru lingkungan.
Perkampungan
global baru mengatakan “para manejer harus mampu bekerja dengan orang dari
budaya berbeda.” Karena nilai-nilai yang berbeda sepanjang budaya, sebuah
pemahaman tentang perbedaan-perbedaan ini aka sangat membantu dan menjelaskan
dan mermalakan perilaku karyawan dari negara-negara yag berbeda.
Nilai-nilai
Antar Kebudayaan Kerangka Kerja Untuk menilai budaya. Salah satu yang paling
banyak menjadi rujukan untuk menganalisis variasi diantara budaya telah
dilakukan oleh weert Hofstede. Dia
mensurvei lebih dari 116.000 karayawan IBM di 40 Negara tentang nilai yang
berhubungan dengan kerja mereka. Dia menemukan bahwa para manejer dan karyawan
berbeda-beda berdasarkan lima dimensi niai budaya nasional. Nilai nilai
tersebut sebagai berikut:
Ø Jarak
kekuasaan (power distance). Sampai tingkat manakah orang-orang di sebuah negara
menerima bahwa kekuasaan dalam institusi dan organisasi itu didistribusikan secara
tidak sama. Berkisar dari yang relatif sama (jara kekuasaan rendah) sampai ke
sangat yang tidak sama (jarak kekuasaan tinggi).
Ø Individualisme
vesus Kolektivisme. Individualisme adalah sampai tingkat dimana orang-orang di
sebuah negara lebih suka bertindak sebagai indiviidu dibandingkan sebagai
anggota kelompok. Kolektivisme ekuivalen dengan individualisme yang rendah.
Ø Kuantitas
kehidupan versus kualitas kehidupan. Kuantitas kehidupan adalah sampai tingkat
mana nilai-nilai sepertikeberanian, perolehan uang dan barang materi serta
persaingan itu mendominasi. Kualitas kehidupan adalah sampaitingkat mana orang
menghargai hubungan dan memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang
lain.
Ø Penghindaran
ketidakpastian. Sampai tingkat manakah orang dalam negara lebih menyukai
situasi terstruktur bukannya tidak terstruktur. Di negara yang skornya tinggi
dalam penghindaran ketidakpastian, orang mendapatkan suatu tungkat kecemasan
yang meningkat, yang memanifestasiakb dirinya mealui sikap gugup, stres, dan agresivitas
yang lebih besar
Ø Orientasi
jangka panjang lawan jangka pendek. Orang-orang yang hidup dalam kebudayaan
dengan orientasi jangka panjang melihat ke masa depan dan menghargai
penghematan dan ketekunan. Orang yang berorientasi jangka pendek menghargai
masa lampau dan masa kini, dan meneankan pada tradisi dan pemenuhan kewajiban
sosial.
SIKAP
Sikap
merupakan respon/tindakan positif atau negatif terhadap seseorang, penyataan
evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang,
atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaiman seseorang merasakan sesuatu. Bila
saya mengatakan “saya menyukai pekerjaan saya,” saya mengungkapkan sikap saya
mengenai kerja. Sumber sikap sama seprti nilai, diporeleh dari orang tua, guru
dan anggota kelompok rekan sekerja.
1. Komponen
sikap :
- Kognitif, Ilmu atau pemahaman yang kita kuasai secara teori. dapat juga diartikan sesuatu yang berkaitan dengan pikiran
- Afektif, Mengaplikasikan teori yang kita miliki dalam kehidupan nyata, dapat berupa sikap positif maupun negatif.
- Perilaku, Bagaimana kita berprilaku? Memilih untuk melakukan sesuatu yang lebih menguntungkan.
2. Tiga
sikap yang mempengaruhi pekerjaan:
- Ø Kepuasan kerja Istilah kepuasan keja merujuk pada sifat umum individu terhadap pekerjaannya.Seseorang dengan tingkat kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu.
- Keterlibatan kerja istilah keterlibatan kerja merupakan tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya ke pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi didalamnya, dan mengganggap kinerjanya penting bagi nilai dirinya.
- Komitmen pada organisasi Merupakan tingkat dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, dan berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
KEPRIBADIAN
Kepribadian
adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Disamping itu
kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu,
seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”.
Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang
yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya
kepribadian”.
EMOSI
Sebuah
organisasi yang berjalan baik adalah organisasi yang berhasil meniadakan
frustasi, takut, marah, benci, marah, gembira, dls. Emosi-emosi tersebut adalah
antithesis dari rasionalitas. Beberapa emosi, terutama bila ditampilkan pada
saat yang salah, dapat mengurangi kinerja karyawan. Namun realitasnya tetap
saja bahwa karyawan membawa serta satu komponen emosi bersama mereka ke tempat
kerjanya dan tidak ada studi yang komprehensif tanpa mempertimbangkan peran
dari emosi ditempat kerja.
Berkaitan
dengan emosi, ada 3 hal yang terjalin erat satu sama lain, yaitu pengaruh
(affect), emosi, dan suasana hati (mood). Pengaruh meliputi kisaran luas
perasaan yang dialami orang, merupakan satu konsep yang meliputi baik emosi
maupun suasana hati. Akhirnya, suasana hati adalah perasaan yang cenderung
menjadi kirang intens dibandingkan emosi, dan yang kekurangan stimulus
kontekstual.
Emosi
adalah reaksi terhadap suatu objek, bukan suatu sifat. Sedangkan suasana hati
tidak dikaitkan dengan suatu objek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati
bila kita kehilangan fokus pada objek yang kontekstual.
Berkaitan
dengan perilaku organisasi, satu istilah yang terkait adalah tenaga kerja
emosional, yang terjadi apabila karyawan mengekspresikan secara organisasional
emosi yang diinginkannya selama transaksi antar pribadi. Dulunya konsep ini
dikembangkan berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan jasa, namun dewasa ini konsep
tersebut telah menjadi relevan dengan hampir setiap pekerjaan. Dalam
tuntutannya, karyawan perlu membedakan antara emosi yang dirasakan dengan emosi
yang ditunjukkan agar tidak terjadi dilema.
Emosi
ada beberapa jenis berdasarkan :
- Varietas : riset mengidentifikasikan enam emosi yang universal, yaitu kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan, kejijikan, dan kejutan. Enam emosi ini dapat dikonseptualisasikan sebagai terus ada sepanjang satu kontinuum, dimana semakin dekat jarak dua emosi apapun pada kontinuum tersebut akan semakin membingungkan orang. Contohnya adalah kebahagiaan dan kejutan sering dikacaukan, sementara kebahagiaan dan kemuakan jarang sekali.
- Intensitas : ekspresi yang berbeda dari intensitas emosi yang sama bisa disebabkan dari kepribadian ataupun tuntutan ditempat kerja. Ada orang yang terkendali, tidak pernah memperlihatkan rasa marah, namun ada pula yang sebaliknya. Tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan pekerjaan. Presenter misalnya, harus menunjukkan intensitas emosi yang sesuai dengan acara yang dibawakannya.
- Frekuensi
dan durasi : frekuensi dan durasi yang diperlukan untuk tenaga kerja emosional
juga harus disesuaikan dengan kemampuan frekuensi dan durasi yang dimiliki
karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Rivai Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Pers. Bandunghttp://ebookpp.com/pe/pengertian-kepribadian-menurut-ahli-doc.html
0 Response to "PERILAKU ORGANISASI : Nilai, Sikap, Kepribadian dan Emosi"
Posting Komentar